Serunya Menjadi Fast Traveller Saat Menunggu Pesawat Delay - Reservasi Travel Blog

Serunya Menjadi Fast Traveller Saat Menunggu Pesawat Delay

Travel Story179
Serunya Menjadi Fast Traveller Saat Menunggu Pesawat Delay Klenteng Tua Pek Kong - Ketapang

Travel Blog Reservasi – Kamu pernah mengalami delay pesawat saat bepergian? bulan lalu saya mengalaminya waktu perjalanan dinas ke Ketapang, Kalimantan Barat. Ini pengalaman saya pertama kali singgah ke Ketapang dan mengalami delay pesawat. Bete? Kesel? sudah pasti, malahan sempat baper juga nungguin kepastian jadwal pesawatnya.

Bagaimana nggak baper coba, saya sudah berusaha on time datang ke bandara untuk check in, emalah pesawatnya mengalami maintenance, dan penerbangan di alihkan ke unit pesawat lain. Nggak tanggung tanggung, saya harus menunggu pesawat nya selama 4 jam. mana saya sudah reservasi hotel di Pontianak untuk malam nanti, kan rugi kalo nggak di check in siang ini.

Daripada nambah baper nungguin 4 jam, mendingan saya jalan jalan saja disekitaran bandara. Begitu posisi di parkiran, seorang lelaki setengah baya menghampiri saya dan menawarkan jasa ojek, namanya pak Herman. Dan, entah kenapa muncul ide untuk meng explore destinasi wisata di sekitaran bandara, semacam Fast Traveller gitu. *ting ting… ide cemerlang!!*

Cocok banget nih pak Herman datang, dan kebetulan beliau asli pribumi, jadi sudah apal daerah Ketapang, lengkap dengan estimasi waktu tempuh nya. Setelah tanya tanya sebentar dan deal harga, akhirnya saya nempel juga di jok motor nya pak Herman dan siap keliling Ketapang selama 3 jam kedepan. Tarik maaang…!!

Ini dia destinasi wisata yang saya kunjungi,

 

Klenteng Tua “Pek Kong” Ketapang

Lokasinya dekat dengan bandara, hanya 5 menit perjalanan motor. Disana bisa belajar sejarah awal mula etnik Tionghoa bisa menetap di kota Ketapang, Kalimantan Barat. Selain itu, kita bisa melihat uniknya arsitektur bangunan klenteng ini. Di belakang tempat sembahyang, terlihat patung dewi kuan im dan dewa dewa yang familiar di film Sun Go Kong. Uniknya, patung dewa dewi itu tersaji dalam ukuran super besar, dengan tinggi mencapai 4 meter. Saya sendiri baru pernah menemukan patung dewa dewi di klenteng setinggi itu, dan saya bilang sih ini unik.

Wisata Kuliner di Warung Kedondong

Nah, kalo warung ini saya temukan atas rekomendasi dari si empunya toko elektronik yang ada di samping klenteng, kebetulan saya belum sarapan dari pagi, dan pas nanya nanya warung makan khas Ketapang ke si kokoh dia merekomendasikan warung ini. Kebetulan si kokoh juga sudah lama menetap di Ketapang. Lokasi Warung Kedondong hanya 10 menit dari Klenteng Pek Kong. Beragam kuliner khas Ketapang ada disini dengan rasa yang khas Kalaimantan. Mengenai tatus ke halalannya? jangan kawatir, meskipung di Ketapang banyak etnis Tionghoa, dan arsitektur warung ini penuh dengan ornamen China, tapi pemilik warung ini 100% muslim, jadi jangan kawatir mengenai status halal nya. Lagian sebagian menu yang disajikan kebanyakan seafood, karena Ketapang kan memang terkenal dengan hasil laut nya yang melimpah.

Dari sekian banyak menu yang disajikan, saya memilih Ale Ale dan Peceri Nanas. Menurut pak Herman, kedua makanan ini sama sekali tidak bisa ditemukan selain di Ketapang. Oke deh, saya coba….!

Ale ale, Peceri Nanas, dan Tumis Kangkung Khas Ketapang
Ale ale, Peceri Nanas, dan Tumis Kangkung Khas Ketapang

Ale ale adalah makanan dengan bahan dasar kerang yang sudah dikupas cangkangnya, di oseng seperti oseng telur puyuh, rasanya gurih dan khas banget. Lalu Peceri Nanas? itu dia makanan yang bikin saya penasaran. Jika selama ini saya mengenal nanas sebagai buah pencuci mulut, di Ketapang malah buah nanas dijadikan menu lauk bersama nasi, kebayang kan kalo nasi dan nanas masuk ke mulut rasanya gimana? sensasi itulah yang membuat saya penasaran dan pengen mencicipinya. Ternyata saya tidak salah pilih, saya benar benar menikmati menu kedua makanan khas Ketapang itu. Lain kali kalau saya ke Ketapang lagi pasti akan reunian sama kedua menu ini.

Jembatan Pawan II

Sebenarnya jembatan ini hanyalah jembatan penghubung kecamatan ketika saya menuju pantai Tanjung Belandang, hanya saja menurut saya, jembatan ini memiliki peran besar bagi kehidupan perekonomian warga Ketapang, sehingga layak masuk ke dalam list destininasi dalam misi Fast Traveller saya (tsahh!). Yang saya kagumi dari jembatan ini adalah konstruksinya yang kuat dan mampu membelah sungai kapuas yang lebar. dari atas jembatan, saya bisa menyaksikan view berupa aliran sungai kapuas yang luasnya 5 kali ukuran sungai terbesar di Jawa yang pernah saya lihat. Kebayang kan betapa lebarnya sungai Kapuas, dan betapa panjang nya jembatan Pawan ini…. WOW!

Jembatan Pawan II, saksi bisu perekonomian warga Ketapang
Jembatan Pawan II, saksi bisu perekonomian warga Ketapang

Taman Makam Pahlawan

Masih dalam perjalanan menuju Tanjung Belandang, tepatnya di Tanjung Pura, saya menemukan destinasi penting yang mana destinasi ini bisa menguak sejarah dan informasi penting lainnya mengenai daerah tempat saya singgah saat itu, yaitu Kab. Ketapang, Kalimantan Barat.

Taman Makam Pahlawan Tanjung Pura, Kota Ketapang - Kalimantan Barat
Taman Makam Pahlawan Tanjung Pura, Kota Ketapang – Kalimantan Barat

Ya!, Taman makam pahlawan yang menurut orang hanyalah sebuah makam, tapi bagi saya inilah salah satu tempat dimana saya bisa mengorek informasi mengenai sejarah, perjuangan, dan asal usul masyarakat disana, sehingga saya bisa mengetahui adat istiadat, budaya, dan kultur masyarakat setempat, sebagai media saya untuk beradaptasi dengan mereka.

Pantai Tanjung Belandang

Yey…!! setelah sejam lebih saya menaiki ojek pak Herman, akhirnya saya sampai juga di destinasi utama saya, Pantai Tanjung Belandang. Sulit dipercaya, di pulau terbesar Indonesia bernama Kalimantan, ternyata saya masih bisa menemukan pantai…. Yeayy!! Destinasi ini menurut pak Herman adalah destinasi terjauh yang bisa ditempuh oleh orang orang yang bernasib seperti saya, kena Delay Pesawat, he he he…

Dan ini dia penampakan pantai Tanjung Belandang :

Taman Makam Pahlawan Tanjung Pura, Kota Ketapang - Kalimantan Barat
Taman Makam Pahlawan Tanjung Pura, Kota Ketapang – Kalimantan Barat

Tempat saya ambil foto ini adalah diatas bibir pantai Tanjung Belandang, jadi dibawah saya adalah bibir pantai Tanjung Belandang. Pantai ini memiliki ombak kecil, berpasir tebal dan dangkal, waktu saya kesana kebetulan air lautnya sedang surut. di sepanjang jalan gantung yang terbuat dari kayu kalimantan ini, berjejer saung dengan ukuran 2-6 orang, bisa untuk ngariung dambil minum es kelapa muda dan bercengkerama menikmati semilir angin dan suasana pantai. Kebayang kan kalo kesini pas pagi hari atau sore menjelang sunset, suasananya pasti sangat romantis. Menurut pak Herman, pantai ini ramai saat weekend dan penuh sesak saat hari raya lebaran, malahan jalanan yang tadi saya lewati yang terlihat lengang, saat lebaran akan macet karena banyaknya masyarakat yang berbondong bondong menuju pantai Tanjung Belandang. Keren kaan…!!

Udah gitu doang??!

enggak!, saya masih ada satu kenangan lagi yang tak bisa saya lupakan saat transit di kab. Ketapang ini, yaitu foto dengan background yang membuat saya bangga. ini dia fotonya :

Gapura Tanjung Belandang
Gapura Tanjung Belandang

Abaikan gaya saya, dan fokuslah pada tulisan yang ada pada papan di belakang saya. Baca, renungi dan hayati, dijamin kamu pasti bangga menjadi bagian dari tanah air Indonesia. Saya menemukan kata kata indah yang bisa membuncahkan gejolak di dada ini saat melintas di gapura Tanjung Belandang, dan saat itu juga saya minta pak Herman untuk berhenti dan mengambil gambar ini.

Saking terpesona nya saya dengan keindahan pantai Tanjung Belandang, membuat saya lupa waktu. ditengah menikmati suasana pantai dan kekaguman saya dengan potensi wisata kab. Ketapang, tiba tiba pak Herman menghampiri saya dan mengingatkan untuk segera kembali ke bandara, karena takut ketinggalan pesawat.

Hmmm…., berat rasanya saya meninggalkan pantai indah ini. Tapi apa boleh buat, saya harus kembali bertugas menyelesaikan pekerjaan saya dinas luar kota di Kalimantan, kalo enggak, bisa bisa tiket pesawat saya hangus.

Perjalanan kembali ke bandara tidak selama saat berangkat, sebab pak Herman langsung mengambil jalan pintas, itulah kenapa saya memilih menggunakan sarana Ojek untuk misi Fast Traveller ini. Dan lagian tidak mampir mampir seperti waktu berangkat kan, jadi saya tidak kawatir ketinggalan pesawat. Perjalanan singkat ini menjadi bonus saya dis ela sela menjalankan tugas dinas luar dari kantor, dan bisa mengenal kab. Ketapang dari sisi panorama wisata nya yang memukau dan sangat potensial untuk dikembangkan.

Selamat tinggal Kabupaten Ketapang, semoga saya diberi umur panjang dan bisa menginjakkan kaki lagi disana.

*Disclaimer, semua konten merupakan tanggung jawab kontributor.

 

Kemanapun tujuan liburanmu, cari tiket pesawat dan reservasi hotel hanya di Reservasi.com. Download aplikasi Reservasi di Andorid dan iPhone untuk mendapatkan diskon khusus dan harga ekslusif.

Reservasi.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *