Yakin Masih Mau Bawa Tongsis ke Kabin Pesawat?

Travel Blog Reservasi – Sebuah pengalaman yang tidak mengenakkan dialami oleh seorang penumpang pesawat. Kali ini sebut saja seorang traveller berinisial EBW menceritakan kisahnya pada Travel Blog Reservasi. EBW mendapati standar ganda saat berada di bandara yang berbeda tentang larangan membawa tongsis.
Saat melewati pintu pemeriksaan di Bandara Internasional Soekarno Hatta, EBW bisa lolos dengan mudah saat membawa tongsis alias tongkat narsis . Namun berbeda saat EBW hendak pulang dari Makassar di Bandara Sultan Hasanuddin. Dengan terpaksa EBW memberikan tongsisnya secara cuma-cuma kepada petugas bandara.
Berikut kisah EBW saat dihubungi oleh Travel Blog Reservasi.
Pengalaman ini baru pertama ane alamin, jadi ane beli tiket pesawat PP dari JKT – UPG (Makassar) dgn Lion per tanggal 25 & 27. Ane hanya berangkat utk kepentingan survey wirausaha muda di beberapa Universitas di Makassar. Jadi ane gak bawa apa apa cuma tas backpack seukuran tas anak SD berbahan kain canvas.
Isinya dua helai kemeja, dua kaos, pouch (tas perlengkapan mandi) dan Macbook Air. Oh iya, tidak lupa ane bawa tongsis utk alat bantu, karena ane solo traveller dan ini senjata utama. Berangkat dari rumah (Ciledug) naik taksi online dengan nyantai-nya, saya datang 30 menit sampai bandara sebelum keberangkatan. Check in dan sebagainya lolos.
Ane mikir nyantai karena memang gak bawa apa apa dan gak pake bagasi, terus ane juga beli tiket plus asuransi, kalau cancel katanya bisa refund lebih besar (itung itung pengalaman ketinggalan pesawat). Eh ternyata ane di Soetta bisa masuk walaupun 30 menit lagi terbang. Ane dapat tempat duduk paling depan.
Sampai di Makassar ane naik bus Damri dan menginap di Maxone Hotel, survey usaha ke temen mahasiswa UMI yang bikin eco marketplace, ide bagus. Buka saja mallsampah.com survey juga ke paccoo.com usaha anak muda Universita Hasanuddin yang buka usaha aneka olahan talas di Makassar.
Abis itu ane seharian foto-foto pake tongsis itu, di Pantai Losari juga spot yg bagus utk foto, dua malam ane di Makassar. Pulangnya, ane Rabu pagi menuju bandara dengan ojek online. Ternyata ada juga ojek online di Makassar. Ane pakai ojek online ke bandara untuk pesawat jam 09.00 WITA.
Lagi-lagi jam 8.30 WITA ane udah sampe bandara dan ternyata ane gak bisa masuk karena telat check in. Padahal baru pukul 08.45 WITA (Akhirnya ane ketinggalan pesawat) dalam hati yes punya pengalaman. Akhirnya ane coba untuk beli tiket pesawat lagi tujuan Jakarta utk pukul 14.10 WITA dengan menggunakan maskapai penerbangan Sriwijaya Air. Sambil nunggu, ane makan di salah satu restoran cepat saji.
Lumayan untuk menghabiskan waktu dari jam 10-12. Jam 12.00 WITA, ane masuk bandara check in di setiap flight mulai dari Lion, Garuda, Batik, dan tentu saja Sriwijaya penuh banget. Mungkin karena maskapai penerbangan murah ya. Ane antre setengah jam 12.00-12.30 WITA dan baru bisa check in dan dapat tiket, tentu saja tanpa bagasi karena ane cuma bawa backpack.
Ane juga gak bawa oleh oleh, barang bawaan sesuai yang ane bawa pas berangkat dari Bandara Internasional Soekarno Hatta. Gak ada perubahan. Terus ane masuk menuju gate, setelah check in, security ingetin untuk buka jam tangan dan ikat pinggang.
Dari jauh-jauh, ane udah buka-buka karena antrian panjang sekali mengular, supaya cepet dari kejauhan ane udah buka semua. Tinggal antre deh. Antrian panjang, banyak ibu ibu serobot sana sini karena merasa rombongan ada di depan duluan, kacau sekali. Terus check in masuk ke logam detector tuh cuma formalitas, masuk himpitan. Ane masuk dan lolos security check in. Tiba-tiba ane mau lihat tas ane sudah diambil security.
Security bilang bahwa tongsis ane tidak bisa masuk ke kabin pesawat. Cuma tongsis ane yang gak bisa masuk.
Ane disuruh antri ulang dan masukan tongsis ke bagasi. Ane tanya dong ke bapak security.
“Emang bisa pak cuma satu tongsis ini masukin bagasi? Bapak gak liat itu antrian panjang banget?” gerutu ane.
Ane dari Jakarta lolos dan dari bandara ke bandara ane merasa gak pernah ada masalah dengan membawa tongsis.
Apalagi pasti merepotkan sekali untuk taruh tongsis di bagasi, ane pikir abe harus wrapping lagi supaya tongsis ini ada pembungkusnya. Pun kalau tidak di wrapping, bayangan ane yang merepotkan adalah pas sampai di bandara tujuan, ane harus nunggu lama lagi untuk keluar bandara karena harus antri bagasi. Dan akan lucu cuma sebatang tongsis saya harus antre.
Ane pun dipaksa untuk taruh tongsis ane di bagasi oleh petugas. Dan ane lihat antrian memang lagi padat padatnya.
Ane bilang ke bapak security check in,
“Ambil deh buat bapak. Mungkin lebih bermanfaat. Saya hibahkan.”
Setelah itu ane masuk dan melihat ada sudut customer service Angkasa Pura. Ane tanya dan konformasi apakah benar tongsis-nya tidak boleh masuk kabin dengan kondisi ane berangkat hanya backpack tanpa bagasi.
Petugas yang ane tanya membenarkan aturan seperti itu.
Akhirnya ane buat aduan tertulis untuk saran perbaikan angkasa pura kedepan.
Kalaupun ada, mohon sosialisasinya dipajang di depan area security check in. Karena ane sendiri melihat barang-barang apa aja yang tidak boleh masuk melalui papan informasi. Ane lihat ada gunting kuku, obeng, cutter, peluru, dll. Kalau bisa, tongsis juga dipajang dan dimasukan sebagai barang yang tidak boleh dibawa ke dalam kabin pesawat.
Begitulah cerita EBW tentang pengalamannya di dua bandara yang berbeda namun memiliki perlakuan yang tidak seragam. Lalu bagaimana sebenarnya aturan tentang tongsis yang dibawa ke kabin pesawat?
Seperti dikutip dari Tribunnews.com, akhir Oktober 2015 lalu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menelurkan Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 127 Tahun 2015 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional (PKPN).
Dalam peraturan disebut, calon penumpang wajib melepas jam tangan, ikat pinggang, dan jaket saat melintas SCP (Security Check Point) bandara.
Bila ditemukan barang berbahan metal, berukuran panjang melebihi lima sentimeter, wajib masuk barang bagasi.
Pasalnya Security Check Point di setiap bandara memiliki perlakuan yang berbeda-beda seperti apa yang dialami oleh EBW. Tidak sedikit netizen yang berkicau di media sosial agar sosialisasi tentang tongsis ini benar-benar sampai kepada penumpang melalui berbagai media informasi yang ada.
Begitu juga dengan perbincangan yang terjadi di kalangan para fotografer. Beberapa orang mengalami pengalaman yang berbeda-beda saat membawa tripod ataupun monopod. Ada yang lolos, tapi ada juga yang harus di kemas dengan menggunakan bubble wrap kemudian dimasukkan ke bagasi.
Bagaimana tanggapan kamu tentang peraturan keselamatan ini?
Kemanapun tujuan liburanmu, cari tiket pesawat dan reservasi hotel hanya di Reservasi.com. Download aplikasi Reservasi di Andorid dan iPhone untuk mendapatkan diskon khusus dan harga ekslusif.
mungkin aturannya berbeda jakarta masa makassar…. memang republik ini aturan baik tapi aplikasi dilapangan tidak kompak begitulaaaaaa aparat kita…
Di Semarang kemarin ada yang bawa diminta masukin ke bagasi
Thx infonya. Better masuk bagasi ya berarti #hiksss
Ane Staf crew Gate di Bandara UPG , pernah skali ada Ibu ibu lolos membawa Tongsis ke pesawat , terpaksa gw lebel (pink TAg) buat di masukin ke bagasi , sebenernya kalo gak ketahuan sih boleh tpi klo ketahuan di ambil(di bagasikan ) Untuk mngapa dilarang nya sendiri Dri ukuran sitongsis Bisa di jadikan sebagai ancaman bagi penumpang lain , jangankan tongsis Senjata mainan anak anak juga dilarang untuk OB ,durian pun yg lezatos di larang untuk ON board heehehe
kalau tripod jg harus bawa ke bagasi ya?
Hehe.. Serupa kejadiannya ma ane.. Sampai ane balas nanya bahaya nya tongsis masuk kabin ape? Eeh yg bsa dijelaskan..
Bagi solo traveler spt ane, tongsis ini spt pulpen bagi pelajar…
Aturan kok aneh2… 🤔🤔🤔
kena di mana gan?