Pengadilan Putuskan Larangan Taksi Online di Seluruh Italia

shutterstock

Travel Blog Reseravsi – Kisruh antara taksi online dan taksi konvensional bukan hanya terjadi di Indonesia. Kini di Italia saja perselisihan tersebut malah sudah dibawah ke muka pengadilan. Uber, salah satu layanan taksi online di Italia, resmi dilarang setelah pengadilan setempat memutuskan larangan atas gugatan asosiasi taksi di Italia.

Taksi online sebetulnya menjadi solusi bagi traveler yang membutuhkan transportasi umum yang murah dan lebih mudah dipesan. Dengan konsep riding share economy, taksi online malah jadi pilihan utama bagi para traveler saat berada di tempat-tempat yang belum dikenal.

Transparansi harga dan alur komplain secara online yang memudahkan, menjadi pilihan traveler mengapa menggunakan taksi online. Belum lagi dengan keuntungan menggunakan promo sehingga bisa menekan biaya transportasi para traveler.

Berapa traveler juga menjadikan taksi online sebagai salah satu andalan saat harus ke bandara. Pasalnya bukan rahasai umum lagi jika ongkos transportasi ke bandara memang mahal. Terlebih jika saat-saat rush hour. Namun demikian, traveler juga bisa menggunakan bus khusus ke Bandara dengan ongkos yang labih terjangkau meskipun tidak fleksibel.

Namun demikian, keberadaan taksi online ditentang oleh pengusaha taksi konvensional yang sudah eksis selama ini. Mereka menganggap taksi online menjadi penyebab menurunnya omzet mereka, sehingga harus ada regulasi yang jelas terhadap taksi online agar dapat bersaing secara sehat dengan taksi konvensional.

Pengadilan Italia benar-benar memutus dengan tegas bahwa semua layanan taksi online, Uber di Italia tidak bisa beroperasi setalah keputusan ditetapkan. Layanan uber tersebut diantaranya Black, LUX, SUV, X, XL, Vans dan beberapa fitur layanan lainnya. Bahkan pengadilan setempat memutuskan untuk melarang segala iklan yang ditayangkan di negara pizza tersebut.

Supir taksi konvensional sudah menggalang protes selama beberapa bulan termasuk melakukan mogok masal pada bulan Maret. Bahkan mogok masal tersebut berlangsung hampir seminggu dan berakhir dengan bentrokan dengan kepolisian.

Menurut laporan Reuters pada Minggu (8/4/2017) pihak Uber setelah dikonfirmasi menyatakan terkejut dengan keputusan pengadilan tersebut. Namun mereka tidak akan tinggal diam dan akan melakukan banding terhadap keputusan hakim.

dzulfikar