Makanan Khas dan Oleh-Oleh Khas Sidrap, Sulawesi Selatan

Travel Blog Reservasi – Buat yang penasaran mau berfoto ala kincir angin Eropa di Watang Pulu, Sidrap, Sulawesi Selatan. Akan lebih lengkap jika membawa oleh-oleh khas Sidrap mulai dari kuliner hingga kerajinan tangan.
Penasarankan oleh-oleh khas Sidrap apa saja yang bisa kamu bawa pulang sebagai buah tangan? Seperti dihimpun oleh Reservasi.com dari berbagai sumber, berikut ini adalah oleh-oleh khas Sidrap, Sulawesi Selatan yang bisa kamu bawa pulang.
Baca Tak Perlu ke Belanda, Ada Spot Instagram Baru di Sidrap, Sulawesi Selatan
Nasu Palekko
Inilah salah satu kuliner khas Sidrap yang wajib kamu coba. Beberapa orang yang hendak ke Tana Toraja pun banyak yang beristirahat sejenak di Sidrap demi mencicipi Nasu Palekko.
Kuliner khas Sidrap ini merupakan cincang daging bebek. Bukan hanya daging cincang saja tapi juga berupa leher bebek serta jeroan bebek yang dicampur menjadi satu sehingga rasa gurihnya makin terasa.
Buat yang punya kolesterol memang perlu berhati-hati untuk mencicipi kuliner yang satu ini.
Yang membuat makanan khas Sidrap ini menarik dan juga banyak dicari orang karena Nasu Palekko diolah dengan rempah-rempah khas Sidrap.
Rasanya pun sangat autentik. Ada rasa pedas serta hangat ke badan karena menggunakan rempah seperti jahe, bawang dan sereh.
Hebatnya lagi, rumah makan yang menyediakan Nasu Palekko biasanya memotong bebeknya yang masih segar. Salah satu kearifan lokal yang bisa kamu lihat sendiri adalah pengolahan bebek hingga tersaji di meja makan menjadi Nasu Palekko.
Cawiwi
Namanya mungkin asing di telinga, tapi jangan salah bahwa kuliner ini termasuk salah satu kuliner khas dari Bumi Nene Mallomo yang cukup mudah dijumpai di beberapa rumah makan di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Seperti memesan seblak Bandung atau Ramen, kamu bisa memesan Cawiwi sesuai dengan tingkat kepedasan yang diinginkan.
Ngomong-ngomong, Cawiwi adalah sejenis unggas yaitu burung belibis. Cawiwi disajikan sebagai lauk utama yang bisa disantap dengan nasi hangat.
Berbeda dengan Nasu Palekko yang menggunakan bahan bebek, Cawiwi lebih aman buat penderita kolesterol. Rasanya sama-sama gurih dan dagingnya juga tak kalah empuk.
Yang juga menarik adalah diolah dengan menggunakan rempah-rempah khas Sidrap dengan cita rasa pedas yang khas dan menghangatkan badan.
Harga satu porsi Cawiwi tidak berbeda jauh dengan harga satu porsi Nasu Palekko. Satu porsinya rata-rata dijual antara Rp 20 ribu sampai dengan Rp 26 ribu saja. Cukup murah sekali bukan?
Sokko Bolong
Sajian ini tak berbeda jauh dengan sajian Papeda di Maluku atau di Papua yang sama sama menggunakan kuah ikan.
Yang membuatnya berbeda, di Sidrap menggunakan ketan yang disajikan dengan lauk ikan berkuah. Sedangkan di Papua menggunakan olahan Sagu.
Nah, perbedaanya lagi ada yang menyajikannya dengan ketan putih dan ada juga yang menyajikannya dengan ketan hitam.
Sokko disajikan dengan ketan putih sedangkan Sokko Bolong disajikan dengan ketan hitam. Selain disajikan dengan ikan berkuah, kadang-kadang juga ditambah dengan parutan kelapa dan telur asin. Hmmm,,, rasanya pasti menggoda banget ya.
Tenun dan Kerajinan Batu
Selain kuliner, Sidrap juga memiliki beberapa oleh-oleh yang sangat menarik seperti tenun khas Sulawesi Selatan seperti Tenun dari Tana Toraja yang punya lima ciri khas yang berbeda.
Selain batik, Sidrap juga menjadi salah satu sentra kerajinan batu pahat. Biasanya beberapa kerajinan tangan dari batu ini berupa cobek, lesung dan juga batu nisan. Sayangnya karena bobotnya yang cukup berat, paling hanya dijajakan dan dibeli oleh beberapa wisatawan asal Sulawesi Selatan dan sekitarnya saja.
Kemanapun tujuan liburanmu, cari tiket pesawat dan reservasi hotel hanya di Reservasi.com. Download aplikasi Reservasi di Andorid dan iPhone untuk mendapatkan diskon khusus dan harga ekslusif.