Ini Alasan Mengapa Pengalaman Lebih Mahal Daripada Sekedar Barang Branded

Skydiving (wikimedia.org)

Travel Blog Reservasi – Tujuan hidup kalian pasti ingin mencapai kebahagiaan. Betul kan? Nah, menurut pendapat seorang ekonom bahwa kebahagiaan ternyata indikator terbaik kesehatan masyarakat. Kita bisa tahu bahwa sebuah masyarakat dinyatakan sehat ketika mereka bahagia. Umumnya kebahagiaan itu bisa dibeli dengan uang. Namun faktanya bisa sebaliknya. Banyak hal yang tidak bisa dibeli dengan uang juga sebetulnya.

(Baca Juga 5 Alasan Kenapa Kalian Harus Traveling Sedini Mungkin)

Ada opini yang mungkin bisa kalian setujui, bisa juga kalian kurang setuju bahwa kebahagiaan itu bisa kalian dapatkan ketika kalian bisa membeli barang-barang yang bermerek, mahal dan banyak dicari oleh orang lain. Barang-barang tersebut ya memang membuat kalian lebih gaya dan bergengsi. Sementara kebahagiaan yang sifatnya sementara seperti nonton konser atau sekedar jalan-jalan tidak akan memberikan efek yang lebih panjang dibandingkan membeli barang yang lebih awet dan dimiliki sampai barang tersebut rusak. Faktanya ternyata asumsi itu salah dan malah penelitian terbaru menyatakan sebaliknya.

Seperti diberitakan oleh Fastcoexist, seorang psikolog doktoral dari Cornell University, Dr. Thomas Gilovich mengatakan bahwa “Salah satu musuh kebahagiaan adalah adaptasi” Ia telah mempelajari hubungan antara uang dan kebahagiaan selama lebih dari dua dekade. Menurutnya “Kita membeli barang supaya kita bahagia, dan kita berhasil membuat diri kita bahagia. Namun, hanya sementara waktu. Hal-hal baru memang sangat menarik bagi kita untuk pertama kalinya, namun selanjutnya kita harus beradaptasi dengannya.”

Intinya apa? Gilovich menyarankan bahwa kalian seharusnya menghabiskan uang untuk membeli pengalaman baru dan keterampilan baru dibandingkan menghabiskan uang untuk hal-hal yang bersifat materi seperti iPhone terbaru atau pakaian branded. Kegiatan yang menurutnya sangat menarik contohnya adalah mengunjungi pameran seni, lukisan, melakukan aktifitas di luar rumah seperti hiking, panjant tebing, kemping, mempelajari keterampilan baru dan juga kalian bisa traveling.

Gilovich menemukan dalam penelitiannya bahwa kebahagiaan yang berasal dari materi hanya memberikan kebahagiaan sesaat dan kualitasnya akan terus menerus menurun termakan usia. Sedangkan hasilnya berbeda ketika mereka menghabiskan uang demi pengalaman baru dan keterampilan baru, justru akan membuat kebahagiaan lebih bertahan lama dan pada akhirnya mereka mendapatkan kepuasan batin dari pengalaman barunya tersebut.

“Our experiences are a bigger part of ourselves than our material goods,” kata Golvich.

Mungkin iPhone bisa membuat kalian lebih bergaya dan berkelas. Namun setelah iPhone itu hilang, kalian juga akan merasa terpisah dari barang tersebut. Berbeda ketika kalian dikenal sebagai seorang yang memiliki keterampilan, selamanya kalian akan dikenal dan dikenang orang lain sebagai seseorng yang ahli dalam bidang yang kalian tekuni dan kalian sukai.

Masih belum percaya? Coba deh kalian rasakan jika kalian becerita tentang pengalaman kalian ke Raja Ampat kepada orang lain yang belum pernah kesana. Apa rasanya? Kalian akan merasa dekat dengan mereka yang mendengarkan cerita kalian sepenuh hati tentang Raja Ampat. Seolah-olah kalian adalah role model yang akan menginspirasi orang lain untuk segera ke Raja Ampat betapapun mahalnya ongkos ke sana demi mendapatkan pengalaman yang berharga dari apapun juga.

Jadi, sebenernya menghabiskan uang buat jalan-jalan itu gak bakal tergantikan dengan uang sekalipun. Semahal apapun kalian membayar ongkos pesawat, reservasi hotel dan membayar guide benar-benar manfaatnya akan balik lagi pada kalian. Percaya deh!

(Baca Juga Ternyata Traveling Juga Ampuh Atasi Rasa Galau)

dzulfikar