Aturan Sekolah di Jepang yang Jarang Ditemukan di Negara Lain

sumber : lifebuzz.com

Travel Blog Reservasi – Banyak orang yang mengidolakan dan menyebut Jepang sebagai negara favorit mereka. Negeri Sakura tersebut memang terkenal dengan kemajuan teknologi yang inovatif, tempat wisata yang unik, kuliner yang lezat, kekayaan budaya, serta kedisiplinan yang tinggi.

Sifat disiplin sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat negara tersebut. Bahkan, hal ini sudah diterapkan sejak mereka masih berada di bangku sekolah. Terlihat dari ketatnya aturan sekolah di Jepang yang jarang sekali ditemukan di negara lain.

Penasaran dengan aturan apa saja yang ada di sekolah-sekolah Jepang ini? Simak yuk ulasan berikut ini, seperti yang dilansir dari lifebuzz, Jumat (21/07/2017).

1. Ketepatan Waktu Adalah Hal yang Paling Penting di Sekolah Manapun

Murid-murid di sana harus tiba di sekolah tepat pada pukul 8.30 pagi. Kalau mereka terlambat lebih dari lima kali, hukuman untuk datang lebih pagi dan bersih-bersih sekolah selama satu minggu penuh harus dijalani. Sepertinya aturan sekolah di Jepang ini harus diterapkan juga di Indonesia ya

2. Siswa Melaksanakan Piket

Aturan yang satu ini sebenarnya juga sudah dilaksanakan di beberapa sekolah di Indonesia. Bedanya, murid-murid di Jepang lebih serius melaksanakan tanggung jawab mereka untuk membersihkan kelas, kamar mandi, dan lorong kelas. Mereka bahu-membahu bekerja dengan membagi tugas. Ada yang menyapu, mengepel, atau membersihkan papan tulis.

3. Murid Makan Bersama di Kelas

Bukan ke kantin. Murid-murid di Jepang menikmati makan siang mereka di kelas bersama teman-temannya. Makanan disiapkan oleh petugas catering. Membuang-buang makanan jadi hal yang dilarang di waktu tersebut. Jadi, mereka harus menghabiskan semua sajian yang ada di piring.

4. Pelajaran Berenang Dilaksanakan Dengan Serius

Pelajaran berenang masuk dalam kurikulum. Sebagian besar sekolah di Jepang punya kolam renang di gedung mereka. Untuk murid-murid yang tak lulus pelajaran ini harus menjalani remidial pada saat musim panas.

5. Aturan Sekolah di Jepang Melarang Siswa Berdandan di Sekolah

Sama seperti di Indonesia, siswa di Jepang tak boleh mengenakan make up, lensa kontak, mengecat rambut, mengecat kuku, atau bahkan menyulam alis. Namun, beberapa sekolah nggak menerapkan aturan ini.

Baca Juga : Hotel Warnet di Jepang, Penginapan Murah Buat Para Backpacker

6. Dulunya, Libur Akhir Pekan di Jepang Hanya Satu Hari

Pemerintah mulai mengubah aturan libur akhir pekan menjadi dua hari pada tahun 1992. Namun, beberapa sekolah melanggar aturan tersebut dan menawarkan kelas di hari Sabtu ke siswanya.

7. Siswa Dilarang Berpacaran

Larangan ini berlaku untuk semua murid SMP. Tujuannya adalah agar siswa tidak terganggu konsentrasinya dengan masalah hubungan percintaan. Hmm.. kalau di Indonesia gimana ya?

8. Libur Musim Panas Pada Bulan Juli s.d. Agustus

Meski waktu libur musim panas cukup panjang. Murid-murid di Jepang biasanya akan tetap melakukan aktivitas di lingkungan sekolah mereka untuk menghabiskan waktu luang. Bisa dengan belajar, mengerjakan pr, atau berpartisipasi dengan kegiatan ekstrakulikuler.

Baca  Juga : Oishii! Tsukemen Serangga Topping Jangkrik dan Belalang Jadi yang Paling Laku di Jepang

9. Mengucap Salam ke Orang yang Lebih Tua Sebagai Tanda Penghormatan

Aturan sekolah di Jepang ini sama banget dengan Indonesia. Mengucapkan salam ke orang yang lebih tua menandakan kamu adalah orang yang terdidik. Dipimpin oleh ketua kelas, para siswa akan memberikan salam ke guru saat pelajaran dimulai dan diakhiri.

11. Murid Dilarang Menggunakan Luaran Berwarna Terang

Jaket atau sweater yang mereka gunakan harus berwarna gelap seperti cokelat, biru tua, hitam, atau abu-abu. Murid-murid ini pun tak diperbolehkan menggunakan perhiasan.

12. Siswa di Bawah Umur 18 Tahun Punya Jam Malam

Tokyo dan Yokohama adalah dua kota yang memberlakukan aturan jam malam untuk siswa yang berusia di bawah 18 tahun. Mereka yang termasuk dalam kelompok tersebut dilarang untuk berada di bioskop ataupun tempat bermain lewat dari pukul 10 malam.

Baca : Jepang, Aturan, dan Unik

Firstrianisa Gustiawati